Mengenai Saya

Foto saya
Tweet and blog too much. Heart movies, novels, and English Literature. In relationship w/ homework.

Reflection



Hari Jumat tanggal 18 June 2010 adalah hari yang membuat tiga kelas kelabakan. Persentasi sebuah mata kuliah yang menggunakan hati dan harus mikir keras ditambah dosen yang dirasa sangat sewenang-wenang.
Persentasi mulai jam delapan, dilantai tiga di ruang biasa. Tapi setelah setengah jam berlalu, dosen itu bahkan ketua kelasnya tidak ada kabar sama sekali. Aku mengirim sms dan dijawab kalau persentasi diundur sampai jam sembilan. Si ketua kelas sendiri masih dirumah, santai-santai karena sudah tahu hal itu.
Hampir semuanya sudah berkumpul. Tidak hanya kelas yang kebagian giliran pertama, dua kelas yang lain sudah duduk memenuhi koridor lantai tiga. Untunglah ketua kelas yang jadi perantara dosen sudah datang. Itu hampir jam sepuluh.
Semua tentu merasa kesal. Ketika dikonfirmasi, ternyata sang dosen merasa agak pusing jadi dia memutuskan untuk duduk sebentar DI RUMAHNYA dan akan berangkat dengan segera dan ngebut!
Ini benar-benar gak bisa diterima!
Kelas yang dapat giliran kedua sudah pergi entah kemana. Mereka ambil sikap. Semua makalah dikumpukan dan anak-anak bubar. Ini kedua kalinya mereka mendapatkan perlakuan seperti ini.
Kelasku juga mulai membicarakannya. Efek positif, negatif dan pembelaan apa yang akan diajukan jika masalah ini akan panjang dan berlarut-larut. Sebagian celetuk-celetuk hal kocak, sebagian terus saja berlatih pronouncation, sebagian menonton ulang final dance di film Step Up, sebagian membicarakan buku untuk hadiah ulang tahun, sebagian lebih suka berfoto. Tapi aku yakin kalau semuanya marah.
Kita benar-benar akan pergi saat sang dosen akhirnya datang dengan muka datar. Semangat yang sudah lenyap berusaha aku pupuk kembali dan mulai menilik karateristik sastra jenis realisme. Persentasi benar-benar akan dimulai. Tapi ada kendala. Alat pembantunya rusak, tepatnya kabelnya rusak.
Di tengah-tengah usaha mahasiswa cowok itu, sang dosen bangkit dan memilih keluar dari pada harus menunggu.
Kita sudah menunggu hampir tiga jam dan tetap bertahan. Sedangkan untuk persiapan yang hanya sekitar 10 menit, dia tidak terima.
Oke, semuanya benar-benar emosi sekarang.
Kita memutuskan untuk pindah ke kelas sebelah. Si ketua kelas mulai berteriak-teriak, efek dari teriakan sang dosen yang dilayangkan saat menyusulnya. Dan semuanya tidak lagi memberi perhatian ada persentasi kelompok pertama. Jelas, ajakan sholat Jum'at sudah terdengar dan para cowok malah duduk manis di kelas.
Anehnya kenapa sang dosen yang lebih marah daripada kita?
Persentasi dihentikan saat salah seorang dari kelompok kedua membaca hampir seluruh halaman materi yang dia bawa. Sang dosen menghentikannya dan mulai mengkritiki makalah yang tidak ada bagus-bagusnya itu.
Perkataan soal plagiat, ke warnet, makalah gampang dengan isi materi yang beliau sudah kuasai betul dan bisa membuatnya tanpa harus pusing-pusing. Dia sempat memuji satu makalah, kemudian menarik kata-katanya sendiri melihat penutupnya yang jauh dari pengharapannya.
Aku pikir kita sudah merasa paling benar dan dosen yang harus minta maaf. Kini yang terjadi malah sebaliknya.
Makalah kelompokku sendiri tidak ku pahami betul. Hanya bagianku saja. Ditambah aku tidak ikut serta dalam penyusunannya. Well, itu bukan salahku. Sang pembuat ingin menanggung hal itu sendiri.
Dan dengan makalah hasil copy-paste di warnet, di save di flash disk dan diketik ulang juga ditambah pengucapan yang tak lancar dan sebenarnya kita hanya membaca isi materi dengan suara keras, kita ingin mendapat nilai bagus?
Sang dosen menyuruh semuanya untuk bercermin. Perkataan itu terdengar sangat betul walau aku tak suka karena dia yang mengeluarkan pernyataan itu dan betul.
Lalu sang dosen memutuskan untuk meniadakan presentasi ini karena hal ini hanya buang-buang waktu . . bersama. Yah, akhirnya dia tahu itu.
Kelas kita selesai dibantai oleh kata-katanya. Kelas kedua masuk dan sudah tau apa yang akan mereka dapatkan.
Kita berpandangan. Semua muka terlihat sayu dan hari ini sangat tragis.
Share:

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes