Mengenai Saya

Foto saya
Tweet and blog too much. Heart movies, novels, and English Literature. In relationship w/ homework.

It's Always Nice To Have You Here

"It's always nice to have you here . ." Dia mengatakannya dalam sebuah bisikan.

Aku kaget sekaligus senang. Senang akhirnya dia kembali lagi. Empat tahun lalu aku melepaskannya, keputusan yang selalu aku sesali. Aku menemukan diriku selalu muncul dihadapannya setelah perjanjian itu dimulai. Memintanya berpikir ulang. Dua tahun lalu dia jatuh ke tangan lelaki tidak tahu diuntung. Aku makin kalut karena dia hampir selalu datang dengan keadaan ataupun perasaan yang kacau. Betapa kerasnya aku mencoba menghilangkan kegelisahaannya, dia tidak memilihku. Dan sekarang dia kembali.

"Sorry, it took a while to realized and admit it" katanya lagi. "Aku sekarang ngerti kenapa orang-orang bisa jatuh ke pilihan yang salah. Karena dengan itulah mereka bisa tahu apa yang sebenarnya baik untuk mereka."

"Don't worry. At least you figured that out" balasku. Kueratkan pelukanku. Namun dia bergerak, menghindari kehangatanku dan membuat sebuah jarak. Tangannya meraih pipiku, memastikan mata kami saling bertemu.

Dan dia tersenyum.

Oooh, rasanya seperti melayang melihatnya bisa tersenyum. Dia sudah bisa tersenyum setelah hari-hari buruk berlalu. Senyumannya terlihat palsu dan dipaksakan. Beberapa diantara senyuman itu bahkan seperti sudah di latih di depan cermin. Tapi sekarang senyuman itu terlihat tulus. Bibir itu mengembang dengan sendirinya. 

"Tapi untuk beberapa hari ke depan aku bakalan pergi. I will miss this" erangnya manja sambil merapatkan lengan kirinya ke tubuhnya.

"Cuma beberapa hari, kan? Doesn't big deal. You know I'll be here, waiting as always" aku memainkan ujung rambutnya yang pendek itu. Tidak penting seberapa panjang rambutnya. Yang penting dia disini dan aku bisa menyentuhnya.

"Yeah. That sound good. Really good!" kedua matanya yang lelah itu berbinar.

"Nah, sekarang istirahat saja. Ingat kamu bukan gadis delapan belas tahun lalu. Lingkaran hitam di bawah matamu itu tidak lagi keren dan bisa dipamerkan"

Dia terkikik tapi menurutiku. Tubuhnya bergerak-gerak, mencari posisi yang paling nyaman. Aku tidak protes. Toh, itu makin mempersempit jarak antara kami, apapun atau siapapun itu.


070813
06:06 AM
Share:

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes