Dia sudah duduk terdiam seharian. Aku tak tau apa yang sedang dia kerjakan. Dia tidak membiarkan aku untuk ikut campur. Dia pasti lupa akan peranku disini.
Dia sudah bolak-balik kesana kemari, merubah posisi dari duduk, jongkok, bahkan terlentang. Dia masih tidak mau memberi tauku. Dia pasti tidak sadar dengan ekspresi matanya yang sayu itu.
Dia sudah memakan berbagai macam makanan, bahkan sesuatu yang dia cenderung hindari. Dia pasti menahan diri untuk tidak memuntahkan semua itu.
Dia lalu sadar dengan peranku, kehadiranku, kedatanganku dan segala yang selalu aku berikan. Lalu dia memanggil namaku, ragu tapi penuh harap. Segera aku dekati dia, menawarkan sebuah pelukan yang dalam dan hangat.
Dia sedang mencari sesuatu,sesuatu untuk menyelesaikan masalah yang ada dihadapannya. Mungkin aku bukan salah satu jawabannya, tapi aku bisa jadi solusi kegundahannya.
Ku raih pipi kirinya.
Dingin
Kurus
Sama sekali tidak bersemangat.
Tangan kirinya yang sama dingin dan kurusnya menyentuh tanganku. Menyelipkan jemarinya kedalam jemariku. Mencari sesuatu. Menginginkan sesuatu.
Matanya terpejam. Bibirnya agak merengut. Dia menahan tangisnya sendiri, dihadapanku.
"Sudahlah" kataku
Aku ingin melepaskan semua beban yang menimpanya, membebaskannya dari semua hal yang menjatuhkannya. Tapi . .
"Tidak ada waktu lagi" balasnya
Tapi bagaimana caranya?
December 8, 2012
9.16 PM
while downloading 'The Devil Wears Prada'
Posting Komentar